Senin, 02 April 2018

Antara da'wah dan munaqosah

 Banyak sekali hal yang dalam bahasa jawa "salah kaprah" di lakukan  oleh orang orang indonesia. Dalam pemakaian bahasa, menentukan hal yang didengar dan di lihatnya, mereka semua memfonis suatu hal yang menurut keyakinannya sendiri. Misal ada seorang perempuan membacakan sebuah puisi yang isinya membingungkan(menurut banyak orang, kalau menurut saya jelas(jelas tidak berarti), dan anehmya orang orang yang mengetahui dan mendengar itu malah mengkritik, memfonis, bahkan ada yang mendo'akan jelek Karena menurut keyakinan dan pemahaman mereka, puisi yang di baca bertentangan dengan keyakinan dan pemahaman mereka. Dan lebih lucunya ada seorang yang di anggap ustadz, mengomentari puisinya lewat medsos dengan komentar yang tidak berguna( menurut saya), isi komentarnya mengkritik isi puisi itu bertentangan dengan syari'at agama(Islam), sehingga sang ustadz mengeluarkan ucapan "kalau tidak ngerti syari'at mbok ya manggil ahli agama".
Apakah ini yang di maksud da'wah? Drama diatas kalau di biarkan berlarut larut apa bedanya manusia dengan keledai? Yang masuk dalam lubang yang sama sampai 3 kali. Rasulullah sudah memberi contoh yang sangat jelas, bahwa da'wah itu mengajak yang belum tahu dalam hal ini orang yang masih dangkal pengetahuanya bahkan yang belum tahu sama sekali ke jalan yang baik dan benar. Kalau para penda'wah sekarang ini, yang baru tahu segelintir saja Isi kandungan Al Qur'an (mungkin malah belum memahami betul) hanya berda'wah di kalangan jamaahnya sendiri yang sudah tahu dasar dasar agama, itu namanya bukan da'wah tapi munaqasah. Da'wah itu mengajak yang belum tahu supaya jadi tahu.
Bismillah...., mari kita sadar diri kita ini siapa? Apa yang Kita banggakan? Dan apa yang kita punya? Kita ini makhluq ciptaan yang disuruh oleh Khaliq untuk mengabdikan diri. Dan ingatlah Kita pun Akan kembali padaNya. Lha wong masalah puisi saja di ributkan, malah ada yang mendo'akan jelek, mendo'akan jelek itu bukan sifat nurani manusia, tapi sisi sifat setan. Anggaplah puisi seperti itu hanyalah lambe turah.
Sekian dan maaf kalo ada kesalahan.

Salam Demi kebaikan. Ojo nesu. Introspeksi diri





Sigit prasetyo

Minggu, 18 Maret 2018

I feel in this time

 Dunia internet makin hari makin maju, namun kebanyakan orang halnya saya tidak tahu bagaimana cara memanfaatkannya. Saya masih bodoh dalam dunia internet, namun saya ingin mempelajari lebih dalam. Seperti halnya kehidupan pesantren dalam mencari ilmu tidaklah baik Kalau tidak di amalkan, maka dalam dunia internet saya ingin mengaplikasikannya dengan positif pula. Tahu internet tapi tidak di aplikasikan dengan positif saya Kira rugi. Nah dalam Hal ini yang paling menarik adalah mengaplikasikan dunia internet untuk Hal bisnis alias bisnis online.